Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
2. Pengertian Deduksi
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bias ditarik dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran-kebenaran teori dari kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah ia menganggap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan, teori-teori dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya mungkin benar, contoh : jika penawaan besar, harga akan turun, karena penawaran beras besar, maka harga beras akan turun.
Contoh secara ilmiah:
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran deduktif juga seperti menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.
Ciri-ciri paragraf Deduktif :
Ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
paragraf induktif
Ide pokok terlatak di akhir paragraf,dan kalimat penjelas berada pada bagian awal paragraph
Contoh Paragraf Deduktif :
Paragraf Deduktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal kalimat.
Contoh:
1. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung.
2. Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
Pengertian Induksi
Induksi adalah imbasan atau influensi, atau sesuatu yang menyebabkan. Induksi merupakan pengaruh benda yang bermuatan listrik atau magnet, sehingga benda lain yang semula netral dapat bersifat listrik atau magnet. Bila sepotong besi lunak atau bida besi itu masih berada di dalam medan magnet, maka akan menjadi bersifat magnet. Ujung besi yang dekat dengan salah satu kutub magnet memiliki kutub yang berlawanan dengan kutub magnet itu. Peristiwa besi menjadi magnet disebut dengan induksi. Bahasa inggris untuk induksi ini adalah induced.
Contoh secara ilmiah:
Pendekatan induksi menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
Metode induksi ini banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasi dan eksperimentasi. Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta – fakta yang dapat diuji kebenaran.
Berikut contoh penggunaan metode induktif berikut:
- Besi di panaskan memuai
- Seng di panaskan memuai
- Emas di panaskan memuai
- Perak di panaskan memuai
- Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
- Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai
- Mangga manalagi yang masih muda masam rasanya.
- Mangga harum manis yang masih muda masam rasanya.
- Mangga kopyor yang masih muda masam rasanya.
- Mangga …. yang masih muda masam rasanya.
————————————————————————
Jadi, semua mangga yang masih muda masam rasanya.
Kesimpulan di atas bernilai benar karena sampai saat ini belum ada mangga yang masih muda yang tidak masam rasanya. Pernyataan itu akan bernilai salah jika sudah ada ilmuwan yang menghasilkan mangga yang tidak masam rasanya meskipun masih muda. Dengan demikian, hasil yang didapat dari induksi tersebut masih berpeluang untuk menjadi salah.
Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus indivudual
Pernyataan yang di hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara Induktip dan Deduktip
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Dengan kata lain penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untukbenar.
Ciri-ciri Paragraf Induktif :
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa peristiwa khususKalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama
Contoh Paragraf Induktif:
Paragraf Induktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di akhir kalimat.
Contoh:
· Tindakan juara dunia tinju kelas beral sejati, Mike Tyson dari AS dengan rekan senegaranya, Evander HolyJied, 28 Juli di Las Vegas AS mengundang kebencian. Di Inggris perbuatan Tyson tersebut bahkan dipakai tameng untuk mencabut eksistensi olahraga yang menggunakan sarung tinju itu. Kini di Amerika, kekhawatiran akan keselamatan petinju kelihatan mulai goyah.
·
Setelah diadakan peninjauan ke Desa Cibinong Bogor, diketahui persentase penggunaan listrik di RW 10 desa tersebut sebanyak 98%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di RW 08 sebanyak 94%, RW 06 sebanyak 100%, dan RW 07 sebanyak 85%. Boleh dikatakan, di Desa Cibinong 93% rumah penduduk sudah menggunakan listrik.
Sumber : http://syaefaanjar.blogspot.com/2015/03/penalaran-induksi-dan-deduksi.html